Gamal Albinsaid

Asuransi Sampah untuk Kalangan Bawah 


Gagasan Asuransi Sampah menurut Gamal Albinsaid, digerakkan bersama empat sahabatnya, plus dukungan satu dosennya di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, yaitu dr Rita Rosita pada Maret 2010.
Idenya memang dari Gamal. Pria yang sebentar lagi selesai dari kuliah kedokterannya awal Mei tahun ini, melakukan riset sebelumnya hampir 80% masyarakat membiayai kesehatannya tanpa asuransi, atau biaya sendiri setiap kali periksa kesehatan. Terlebih separuh dari penduduk Indonesia masih masuk low middle income, yang pendapatanya masih di bawah US$ 2 per hari bahkan 10% masih di bawah US$ 1.
Dalam skala nasional pun, alokasi anggaran kesehatan sekitar 2-3% saja, dari seluruh APBN. Padahal standar WHO minimal anggaran 5%. Di satu sisi Indonesia juga punya potensi sampah yang besar. Gamal menyebut penghasilan sampah di Amerika itu nilainya bisa sekitar US$ 150 juta. Sedang penghasilan sampah di Indonesia sehari itu bisa 80.200 ton, di Jakarta saja bisa 6.500 ton. Semua produk akan berakhir ke sampah.
Dari data tersebut, membuat Gamal dan teman-temannya berpikir, bagaimana meningkatkan anggaran kesehatan tiap keluarga dari “produksi” dalam keluarga. Keluarga menengah ke bawah pun bisa membiayai kesehatannya. Ini yang tidak disadari. Bahwa sampah yang dihasilkan dalam rumah, bisa dijadikan uang, yang bisa jadi jaminan kesehatan. Mereka menyebutnya micro currency
Akhirnya dikembangkanlah micro insurance dengan memobilisasi masyarakat, menjadikan sampah sebagai sumber anggaran kesehatan mereka. Ia mulai gagasan ini di sebuah klinik kesehatan di Lowok Waru, di sebuah kota kecamatan di Malang.
Klinik itu mau menerima ide tersebut atas dukungan dokter Rita karena klinik binaannya.Dokter Rita juga tokoh yang disegani di sana. Sayang gagasan itu tidak bisa berlanjut di klinik tersebut. Sebagai asuransi mikro ini minimal yang berpartisipasi 200 orang. Nah sistem yang belum sempurna, kurangnya anggota menjadi kendala saat itu.
Setelah gagal di klinik tersebut, mereka tidak berhenti dan menyerah. Setelah menyempurnakan sistem. Mulailah asuransi sampah ini dijalankan di lima klinik lain, yaitu empat di Kota Malang, satu di Kabupaten Malang. Dua sengaja didirikan oleh dokter Rita, Gamal dan sahabatnya itu, sedang yang tiga klinik swasta.
Jadi ada tim khusus sebagai staf recycling center, mereka yang bertugas untuk mengolah sampah. Lalu bekerjasama dengan Bank Sampah Malang juga. Jadi sebagian sampah yang terkumpul dari anggota dijual ke bank tersebut, dan sebagian lagi diolah menjadi pupuk.
Saat ini anggota asuransi sampah sudah 500 orang. Gamal dan teman-teman menjalankan metode baru yaitu Pengobatan Sampah. Ada beberapa titik di mana masyarakat bisa menyetor sampahnya dan mendaftar menjadi anggota. Nilai premi sampah itu minimal Rp 10 ribu.
Tim Gamal ada 47 orang di bawah sebuah perusahaan yang diberi nama “Indonesia Medika”. Nah di perusahaan ini, kata Gamal, bukan saja Asuransi Sampah yang digerakkan.
Indonesia Medika ini tujuannya sangat besar, mewujudkan setiap riset menjadi sesuatu yang nyata. Gamal prihatin karena banyak penelitian hanya berakhir di paper atau jurnal-jurnal. Rendah implementasi. Saat ini ada delapan titik yang siap menggerakkan ini di seluruh Indonesia. Masing-masing punya 10 anggota. Di Medan, misalnya, ada tim yang menerapkan ini. Proyeknya bukan hanya  asuransi sampah.
Mereka menyadari, harus ada kolaborasi penelitian dan penerapan. Selain itu, orang kesehatan tidak bisa jalan sendiri, harus ada interkoneksi. Maka butuh orang ekonomi, hukum, dan lain-lain untuk mengembangkan dunia kesehatan. Indonesia Medika ini mendorong semua orang dengan latar belakang disiplin ilmu berbeda untuk mengembangkan dunia kesehatan melalui beberapa gerakannya. Separuh orang Indonesia Medika adalah orang medis, separuhnya nonmedis.
Salah satu projek yang baru adalah sabuk bayi pintar. Bayi bisa mendengar sejak usia tiga bulan, ada yang bilang musik klasik bisa mencerdaskan, atau bagi ibu atau ayah yang muslim di dekat ibu hamil yang rajin membaca Al Quran akan mudah menghafal anaknya nanti.
Sabuk bayi pintar ini dikenakan oleh ibu hamil, bisa menstimulasi otak bayi berkembang lebih pesat. Produknya sudah diluncurkan sejak hari ibu tahun lalu. Distribusinya akan ke seluruh Indonesia pada Maret tahun ini. Indonesia Media juga menggagas Mother Happiness Center. Itu semua ada di website Indonesia Media informasinya.
Apakah profit oriented? Saat ini belum, prinsip Gamal, mereka siapkan sumber daya ide, orang, dan jaringan, nanti sumberdaya finansial akan datang dengan sendirinya. Nah, sejauh ini mereka menggaet kerjasama-kerja sama dengan banyak pihak.
Lalu ada Tomokid, To mother and kid, nah ini semacam layanan online konsultasi dengan dokter tentang ibu dan anak dibawah website Care for Mother. Indonesia Medika kini sudah berbadan hukum untuk keleluasaan gerak dan kerjasama dengan banyak pihak.
Sayang Gamal mengaku tidak terlalu hafal angka nilai uang yang sudah terkumpul dari asuransi sampahnya. Alasannya itu ada staf yang mencatat. Untuk asuransi sampah, Gamal dan tim menolak jika ada anggota yang hanya menyetor uang saja, harus setor premi dengan sampah.
Hingga saat ini belum ada kerjasama dengan perusahaan asuransi tertentu.
Penghargaan dari Inggris yang diterima Gamal belum lama ini, menurutnya menjadi pemicu untuk lebih baik. Baru masuk ke 7 besar, yang dari sana mendapat virtual learning programe, oleh Universitas Cambrige selama satu bulan. Baru kemudian ke Inggris, di sebuah universitas, lalu presentasi final di Unilever. Sekitar 511 kandidat yang harus bersaing dengan Gamal di sana yang datang dari 90 negara. Gamal berhasil meraih juara pertama. Untuk itu dia berhak atas hadiah 50 ribu Euro, plus pelatihan-pelatihan untuk pengembangan gagasannya ini dan mentoring Cambrige selama setahun. Dia juga mendapat gelar entreprenuer dari Kerajaan Inggris.
Gamal  (24 tahun), wirausahawan muda asal Kota Malang, Jawa Timur meraih penghargaan “The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur” dari Pangeran Charles di Inggris, menyisihkan 511 wirausaha peserta dari 90 negara.
Menurut Gamal, di London, 1 Februari 2014 lalu, penghargaan itu diumumkan Pangeran Charles dalam upacara di Istana Buckingham bersama CEO Unilever, Paul Polman, dan Vice Canchellor dari Universitas Cambridge, Professor Sir Leszek Borysiewicz di hadapan pemimpin organisasi dan perusahaan internasional lainnya.
Gamal mengaku, dirinya terpilih sebagai wirausahawan yang memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat dengan sistem Klinik Asuransi Sampah di Kota Malang.
Pangeran Charles, kata Gamal, mengakui ide itu yang menangani dua masalah pada saat yang bersamaan, yaitu sampah dan kesehatan, adalah hal yang luar biasa.
Penghargaan berupa The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur diterima Gamal setelah melalui seleksi ketat dari tujuh finalis Unilever Sustainable Living Award di seluruh dunia yaitu Anu Sridharan dari India, Blessing Mene dari Nigeria, Surya Karki dari Nepal, Isabel Medem dari Peru, Curt Bowen dari Guatemala, dan Manuel Wichers dari Meksiko.
Gamal memperoleh hadiah sebesar 50.000 Euro sebagai dukungan finansial dan paket mentoring dari Universitas Cambridge yang dirancang secara individu.
Program penghargaan internasional ini didesain untuk menginspirasi pemuda di seluruh dunia untuk menyelesaikan isu lingkungan, sosial, dan kesehatan.
Kompetisi ini mengundang wirausahawan yang berusia di 30 tahun ke bawah untuk memberikan solusi yang menginspirasi, praktis dan jelas untuk membantu mewujudkan hidup berkelanjutan.
Gamal albinsaid memiliki optimisme tinggi dengan keputusan yang diambil, berani mengambil resiko sebagai konsekuensi dalam keberhasilan usahanya. Ia juga memiliki keinginan besar untuk sukses. Ia juga menggunakan peluang dari masalah yang ada untuk membuat sebuah inovasi baru. Terbuka untuk belajar hal yang baru . Bersifat responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ada dan berdedikasi tinggi dan fokus terhadap usaha yang dijalaninya.
(Ahmad Wildan)





 

NILUH DJELANTIK SANG DESAINER SEPATU TERNAMA





Ni luh Djelantik, begitulah ia dikenal. Terlahir di Bali tanggal 15 Juni 1975 dengan nama asli Ni Luh Putu Ary Pertami. Putri dari  pasangan Ni Nyoman Palmi  dan Putu Djelantik ini merupakan seorang desainer merek sepatu produk dalam negeri yang telah berkiprah di industri mode dunia. Cinta Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik terhadap sepatu, terutama hak tinggi alias high heels membuat karyanya mendapat tempat istimewa. Ni luh memang menaruh perhatian lebih pada alas kaki karena Ni luh kecil tak penah mendapat sepatu yang pas sebab ibunya selalu membelikan sepatu dengan ukuran dua atau tiga kali lebih besar dari kakinya dan sepatu Niluh mulai rusak atau berlubang saat ukuran mulai pas di kaki. Kesederhanaan itulah yang membuat Niluh berangan-angan untuk memiliki sepatu yang pas di kaki. Ni luh berasal dari keluarga yang sederhana dan broken home dan sejak umur setahun ia ikut ibunya berjualan di Pasar Kintamani. Sebagai orangtua tunggal, ibu Niluh berjuang agar bisa menyekolahkan putrinya di tempat terbaik. 
Ni luh memiliki hasrat membaca yang sangat besar, namun karena kehidupannya yang pas-pasan ibunya tidak bisa membeli banyak buku untuk Ni Luh. Untungnya, tak jauh dari kios tempat ibunya menggelar dagangan, ada sebuah toko buku. Sejak Ni luh bisa membaca, ibunya menitipkannya di toko itu. Sambil bekerja menjaga kios, Niluh pun bisa membaca buku sebanyak yang ia mau. Dengan keterbatasan pendidikan dan waktu yang habis untuk bekerja, ibunya mengaku tidak dapat mengajarkan banyak hal kepada Niluh. Setamat SMA,  Niluh meneruskan pendidikan di Jakarta sesuai dengan keinginan ibunya. Ia kuliah di manajemen keuangan Universitas Gunadarma. Setahun di Jakarta, Niluh belajar mencari kerja agar bisa mandiri. Pekerjaan pertamanya adalah operator telepon di sebuah perusahaan tekstil asal Swiss tahun 1995. Mulai berpenghasilan, Niluh teringat hasratnya memiliki sepatu yang pas di kaki. Gaji pertama yang didapat, ia langsung membeli sepatu di kawasan Blok M, Jakarta. Sepatu bertumit tinggi menjadi pilihan karena Niluh bekerja kantoran. Saat itu harga sepatu yang dibelinya sebesar Rp 15.000, disesuaikan dengan kondisi keuangan Niluh saat itu. Namun, Sepatu pertamanya yang pas di kaki tidak nyaman dipakai. Seiring membaiknya kondisi keuangan, Niluh mampu mendapatkan sepatu impian yang nyaman di kaki dan pas di hati.
Akhir tahun 2001 Ni luh kembali ke Bali dan mendapatkan pekerjaan di perusahaan fashion Paul Ropp milik pengusaha Amerika Serikat. Niluh dipercaya  untuk memegang kendali sebagai Direktur Marketing. Kerja kerasnya berbuah sukses, Paul Ropp berkembang pesat. Di tahun pertama yakni 2002, penjualan naik hingga 330%. Butik bertambah hingga 10 lokasi. Namun pada awal 2003 Pekerjaan marketing harus ditinggalkan karena dalam rangka ekspansi perusahaan, harus dikompensasikan Niluh dengan jam kerja yang panjang dan berpergian keluar negeri setiap saat untuk melakukan trade show dan juga membuka pasar bagi perusahaan tersebut,  yang akhirnya membuat Niluh jatuh sakit dan dokter meminta Niluh tak berpergian jauh sekurangnya dalam waktu enam bulan. Padahal, profesinya menuntut Niluh untuk terbang ke sejumlah negara. Yang pada akhirnya Niluh memutuskan untuk kembali ke Bali.
Niluh benar-benar terobsesi oleh “kekurangan” dia  di masa lalu dan ia memiliki prinsip bahwa tiap perempuan seharusnya bisa memakai sepatu dengan tumit setinggi 12 cm dengan nyaman. Akhirnya niluh memberanikan diri melahirkan produk sepatu bernama “NILOU” di kawasan Kerobokan dengan berbekal modal Rp 33.000.000. Brand NILOU ini berasal dari slang lafal Niluh di lidah bule dan peluang pun tercipta karena Niluh bertemu Cedric Cador yang memang terbiasa memasarkan produk Indonesia di Eropa. Koleksi pertama NILOU langsung booming di Prancis,  pesanan pun membanjir hingga 4.000 pasang. Pada 2004, Ni Luh mendapatkan kontrak outsource dari jaringan ritel Topshop yang berpusat di Inggris. Pintu perdagangan ke Eropa kian terbuka lebar. Kemudian di tahun yang sama, seorang perempuan berkewarganegaraan Australia berkunjung ke gerai NILOU di kawasan Seminyak, Bali. Perempuan yang kemudian dikenal dengan nama Sally Power ini mengaku terkesan dengan sepatu Nilou dan menawarkan diri untuk menjadi distributor di Negaranya Australia.
NILOU semakin tenar. Pada saat bersamaan, desainer-desainer internasional yang berproduksi atau mencari inspirasi di Bali ikut memakai produk NILOU. Dari situlah Niluh memulai hubungan profesional mendesainkan sepatu untuk perancang-perancang busana dunia seperti Nicola Finetti, Shakuhachi, Tristanblair, dan Jessie Hill. Di awal pendirian, Ni Luh membutuhkan waktu hingga 2 bulan untuk menyelesaikan satu desain sepatu. Alokasi waktu paling lama untuk berdiskusi dengan pengrajin. Biasanya, Niluh menunjukkan sepatu mahal koleksinya ke tukang. “Niluh tanya ke mereka, bisa nggak bikin yang lebih bagus dari ini,” kata penggemar alas kaki karya Manolo Blahnik dan Christian Louboutin ini. Untuk membedakan dengan produsen sepatu lainnya, NILOU fokus ke pembuatan sepatu dengan tumit antara 10 cm hingga 12 cm dengan memakai bahan baku yang kebanyakan dari kulit asli, kuningan, kayu, hingga manik-manik. Di awal pendirian Niloh memiliki dua karyawan dan hanya mampu memproduksi 3 pasang sepatu itupun hanya barang pajangan. Setelah berkembang, Nilou memiliki kapasitas produksi hingga 200 pasang sepatu per bulan dan dibantu 22 karyawan dan 3 asisten kepercayaan. Nilou telah membuka 36 butik di 20 negara, antara lain Australia, Amerika Serikat, Prancis, Jepang, dan Uni Emirat Arab.
Di tengah kesuksesan, cobaan datang. Pada 2007, Niluh mendapat tawaran dari agen di Australia dan Prancis untuk melebarkan sayap. Nilou diproduksi secara massal di Cina dengan iming-iming sejumlah besar saham. Dengan tegas, Niluh menolak. Dia tak ingin cintanya yang melekat setiap pasang sepatu yang dihasilkan dari workshopnya tergantikan oleh mesin atas nama kapitalisme. Brand NILOU yang sudah mendunia ternyata sudah didaftarkan pihak lain dan terpaksa Niluh membunuh brand NILOU. Kemudian di awal 2008, Niluh kembali membangun usahanya dengan mproduksi sepatu bermerek “Niluh Djelantik”. Sebelum memulai dengan brand Niluh Djelantik, Niluh belum memikirkan merek pengganti dan ia berkonsentrasi untuk membangun merek luar dengan cara mendesain, mendevelopment, dan memproduksi, tetapi menyerahkan modal ke merek tersebut. Agar tak terulang, brand Niluh Djelantik langsung dipatenkan. Label baru ini bahkan telah menembus Globus Switzerland pada 2011, yang merupakan salah satu retailer terkemuka di Eropa. Dan juga bekerja sama dengan retailer terkemuka untuk membuka Niluh Djelantik di Rusia. Selain memproduksi alas kaki yang siap jual Niluh juga membuat sepatu customize lewat proses pengepasan ukuran kaki dibutiknya di Bali.
Dengan bantuan 15 perajin sepatu yang semuanya berasal dari Bali, Niluh dapat memproduksi 200 pasang sepatu per bulan. Kualitas produk yang tinggi serta menonjolkan eksklusivitas membuat harga jual sepatu buatannya tergolong tidak murah. Untuk menghasilkan sepasang sepatu, butuh waktu berkisar 2 hari hingga seminggu. Harga jualnya dibanderol mulai Rp 1.400.000 hingga Rp 5.000.000 per pasang. Hingga kini niluh memiliki tiga toko diantaranya Niluh Djelantik Outlet 144, Jalan Raya Kerobokan 80361 Bali, Niluh Djelantik Flagship Store 88 AB, Jalan Petitenget 80361 Bali dan Niluh Djelantik Jakarta 74A Jalan Kemang Timur Raya 12730 Jakarta Selatan.  Selain itu Niluh juga membuat online store di www.niluhdjelantik.com semua koleksi Niluh Jelantik mulai dari sepatu, sandal, tas, dompet, dan clutch dapat di lihat dan dipesan melalui website ini. dan Niluh juga mempromosikan semua desainnya melalui akun facebook pribadinya.  Berbagai Penghargaan telah diraih Niluh diantaranya Best Fashion Brand & Designer The Yak Awards in 2010, Dinominasikan sebagai Ernst & Young for Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women 2012 Awards.

Daftar Pustaka:
https://indonesiaproud.wordpress.com/2012/11/19/niluh-djelantik-sepatu-lokal-yang-dipakai-selebritas-dunia/




Kenapa Ni Luh Djelantik disebut sebagai entrepreneur?
Karena Ni Luh dapat merealisasikan mimpi kecilnya menjadi usaha yang mendatangkan income dan dalam memulai usaha ini ia berani mengambil resiko apapun yang ada untuk mengalahkan halangan demi halangan menuju keberhasilannya. Di dalam melakukan usahanya ia selalu membuat inovasi dalam setiap karya, berdedikasi tinggi dan fokus terhadap usaha yang dijalaninya.

Karakter apa yang dimiliki?
      Sifat kerja keras dan keyakinan diri
      Sifat  Pengambilan Resiko
      Sifat Prestatif
      Presumptuous

Customer Relationships
·         Transactional : Beberapa customer hanya melakukan pembelian di Niluh Djelantik, kemudian putus saat itu juga. Namun ada juga yang tetap menjalin kerjasama dengan Niluh Djelantik.
·         Automated Service : Customer tidak perlu ke toko dalam melakukan pembelian, tetapi bisa di pesan juga melalui website.


Danti Rahmawati


 

Ferry Unardi, Pendiri Situs Traveloka

Ferry Unardi, Pendiri Situs Traveloka


 






Industri e-commerce Travel di Indonesia semakin berkembang, salah satu tokoh muda yang berjasa membawa pengalaman baru travelling di Indonesia pada era modern ini adalah Ferry Unardi, pendiri Traveloka.com; sebuah situs online booking(tiket pesawat dan hotel) yang kini menjadi salah satu situs terpopuler di bidangnya pada usia yang baru menginjak 3 tahun.

Lahir di Padang, 16 Januari 1988, Ferry Unardi sempat mengatakan kepada partnernya bahwa usia 23 tahun (usia mereka kala itu) masih cukup muda untuk membuat kesalahan. Pola pemikiran tersebut menjadikannya berani mengambil risiko dan berinovasi memulai usaha.

Latar Belakang Pendidikan

Ferry Unardi menaruh minat pada dunia IT sejak remaja. Minat itu diteruskan dengan melanjutkan kuliahnya di Purdue University. Tahun 2008, Ferry menyelesaikan kuliah di jurusan Computer Science and Engineering.

Menyadari bahwa dirinya masih belum mahir berbisnis, Ferry pun memutuskan untuk mendalami pengetahuan bisnisnya dengan mengambil program MBA di Harvard University. Setelah melalui berbagai pertimbangan matang, setelah satu semester Ferry akhirnya meninggalkan kuliahnya tersebut. Sebuah keputusan yang malah membawanya lebih sukses.

Tekad dan ambisi Ferry membuat usaha sendiri begitu kuat. Ferry bahkan berani hijrah ke Tingkok selama 6 bulan untuk belajar bahasa mandarin. Selagi belajar, ia banyak memerhatikan perkembangan bisnis internet di Tingkok. Ferry terkesima dengan bisnis model e-commerce di negara tersebut, seperti Alibaba, Taobao, Ctrip, dan Qunar.
Selama di negeri tirai bambu tersebut, Ferry mengamati kampanye marketing Qunar setiap harinya. Dari sanalah Ferry terinspirasi untuk membangun Traveloka.

Cikal Bakal Traveloka

Ferry mengakui bahwa ia sama sekali tidak memandang dirinya sebagai seorangentrepreneur, melainkan seorang engineer. Awalnya tak sedikitpun terbesit di benaknya untuk membuat bisnis startup. Bahkan, selama 3 tahun bekerja di Microsoft – Seattle, Ferry sempat khawatir tidak akan menjadi engineer terbaik.

Ide membangun Traveloka didasari oleh kesulitan yang dihadapi Ferry Unardi selama tinggal di Amerika. Kuliah di Boston, kerja di Seattle, dan berasal dari Padang membuat Ferry sering bolak-balik menggunakan pesawat. Ferry pusing menentukan rute perjalanan karena sulitnya mencari pesawat, terutama dari Indianapolis ke Padang. Belum lagi dengan seringnya terjadi error saat hendak memesan tiket di agen.

Pengalaman yang cukup membebaninya itu menyebabkan Ferry berpikir “jika tidak ada layanan yang menawarkan apa yang Anda butuhkan, maka buatlah sendiri”. Pemikiran itulah yang juga menjadi cikal bakal Traveloka hadir. Pada usia 23 tahun itulah, Ferry mengambil risiko untuk membangun bisnis sendiri.

  
Kesuksesan bersama Traveloka



 



Ferry Unardi kini berhasil membangun Traveloka bersama dua rekannya; Derianto Kusuma dan Albert. Berdiri pada tahun 2012, Traveloka awalnya fokus sebagai situs pencarian dan pembanding harga tiket pesawat.

Seiring perkembangan, Ferry Unardi melihat kebutuhan lain dari para pengunjung situsnya. Mereka membutuhkan cara untuk melakukan transaksi pemesanan tiket pesawat secara lebih cepat dan praktis. Memasuki pertengahan 2013, Ferry Unardi menjawab kebutuhan tersebut dengan mengubah Traveloka menjadi situs bookingonline tiket pesawat.

Ferry Unardi terus berusaha menyempurnakan bisnisnya dalam memenuhi kebutuhan pasar. Saat ini Traveloka.com juga melayani pemesanan online hotel. Penerbangan dan hotel yang disediakan Traveloka mencakup kawasan di seluruh Indonesia, Singapore, dan Malaysia, yang akan terus dikembangkan hingga cakupan internasional.

Keberhasilan tersebut juga tak lepas dari ketekunan Ferry Unardi untuk terus belajar berbisnis. Tak hanya fokus pada IT dan mengejar traffic web, Ferry juga berhasil membangun tim yang solid. Berbekal inspirasi dari buku “The Hard Thing about Hard Things” karya Ben Horowitz (veteran startup), Ferry berhasil mengembangkan timnya di Traveloka dari awalnya hanya 5 orang menjadi 20, 30, hingga kini mencapai 200 orang lebih.

Kerjasama Traveloka dengan Maskapai penerbangan dan partner pembayaran
Traveloka Sekarang

Kini, Traveloka telah berkembang dari tim kecil menjadi sebuah perusahaan. Website yang memiliki peringkat Alexa 90 (Juni 2015) di Indonesia ini memiliki puluhan juta pageview per bulan. Traveloka juga memiliki aplikasi untuk pengguna smartphone.
Kini, Traveloka telah berkembang dari tim kecil menjadi sebuah perusahaan. Website yang memiliki peringkat Alexa 90 (Juni 2015) di Indonesia ini memiliki puluhan juta pageview per bulan. Traveloka juga memiliki aplikasi untuk pengguna smartphone.

Mengapa Ferry Unardi disebut sebagai seorang Entrepreneur?
}  Memiliki optimisme tinggi dengan keputusan yang diambil, berani mengambil resiko sebagai konsekuensi dalam keberhasilan usahanya.
}  Memiliki keinginan besar untuk sukses
}  Menggunakan peluang dari masalah yang ada untuk membuat sebuah inovasi baru
}  Terbuka untuk belajar hal yang baru
}  Bersifat responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ada
}  berdedikasi tinggi dan fokus terhadap usaha yang dijalaninya

Karakter apa saja yang dimiliki?
}  Pengambilan resiko
}  Inovatif
}  Keyakinan diri
}  kerja keras
}  Sifat prestatif

Business Model Canvas (BMC) Traveloka



 (Adisti Bestari)





 

“DIAN PELANGI“



Namaaslidari Dian Pelangiadalah Dian WahyuUtami, iamerupakansalahsatuperancangbusanakelasatas di Indonesia. Dian Pelangiadalahdesainerutama Dian Pelangi Company, salahsatuperusahaanbusanamuslimterkemuka di Indonesia. Lahir di Palembang padatahun 1991.
Pendidikan Dian Pelangiyaitu:
ò  TK IkalDolog di Palembag
ò   SD MI 2 di Palembang,
ò  SMP InsanKamil, Ponpes Al-Ihya Bogor
ò   SMK Negeri 1 Pekalongan
ò  EcoleSuperieur des Arts et Techniques de la Mode (ESMOD) dan lulus dengannilai cum laude

Padamulanyabisnis di bidangbusana yang diembannyadidirikanolehkedua orang tua Dian padatahun 1991 yang jugamerupakantahunkelahiran Dian. Ada tebersit di dalampikiranibundadanayahandanyabahwabisnisinisebaiknyadiberinama Dian sebabusahainikelakakanditeruskanolehnyasaatdewasa. Karenabusananyasebagianbesarmenggunakanteknik “jumputan” yakniteknikwarna-warnikhas Palembang yang istilahlainnyaadalahPelangi, makaistilahPelangidiambiluntukmelengkapinamabisnisinimenjadi Dian Pelangi.
Walaupun model kain yang dihasilkantermasukkategori modern, nilai rasa khastradisional Indonesia pun tidakserta-mertadilupakanbegitusaja.Jikaditelisiklebihlanjut, detilkainrancangan Dian Pelangiinikentalakancorak batik dansongket. GabunganinisengajamenjadipilihankarenasehubunganayahandaketurunanPekalongandanibundaketurunan Palembang.
Seiringdenganberjalannyawaktu, Dian yang sudah lulus darisekolah fashion ESMOD ketikaberumur 18 tahunsudahmampumenjadiperancangutama (main designer) di butik Dian Pelangi. Karenamemilikijiwaanakmuda, fresh, dan colorful, Dian diterimamenjadianggotaAsosiasiPerancangPengusahaMuda Indonesia dandipilihdalam Jakarta Fashion Week 2009.Di sinilahcikalbakal Dian Pelangidikenalolehbanyak orang.
Untukmeningkatkankesadaran orang banyakakannama Dian Pelangi, wanita yang bernamalengkap Dian WahyuUtamiinibersama-samadengansuamidan orang tuanyasenantiasamenjalinsilaturahimdenganpemerintahnegara Indonesia khususnyakepadaKementerianPariwisatadanEkonomiKreatif (Kemenparekraf) RI, Dian Pelangiseringmendapattawarandanajakanuntukmemamerkankaryanya di luarnegarasepertiPrancis, Qatar, Sudan, Jordan, Malaysia, Singapura, danmasihbanyaklagi. Bahkantanggal 26 September 2014 nanti Dian diundungdalamacara DC Fashion Week di Washington DC yang masihadakaitannyadenganacarasebelumnyayaknipemilihanbakatbekerjasamadengansalahsatu media swasta di Indonesia.
Dian Pelangisaatinisudahmemiliki 16 cabang yang tersebar di Indonesia termasuk 1 cabangnyaberada di Malaysia.Untukdapatmengembangkandanmempertahankanprestasibisnisnya, Dian Pelangimemilikitimmuda yang kreatif, giat, dansungguh-sungguh. Banyakupaya yang adadalamusahaini di antaranyapertamaupaya agar Dian Pelangimenjadipemimpindalambisnisbusanamuslimdengansyarat model yang unik/ khassehinggasetiap orang yang melihatkaryanyaakanotomatisterucap “Inipasti fashion Dian Pelangi”. Kedua, bisnisnyaikutmendukungmelestarikanwarisansenitradisional Indonesia.Hal initampakbetuldaricorak batik, jumputan, dansongket di setiaprancangannya.Ketiga, memperluasjaringanpemasarandenganmemanfaatkan media sosialseperti Facebook, Twitter, danInstagram yang selamainiterbuktilangsungbersentuhandengankhalayakramai.Media sosialjugadijadikanoleh Dian Pelangisebagaijembatanuntukmemahamiaspirasisepertikritikdan saran dariparapeminatbusana Dian Pelangi.Dan yang terakhiradalahpengelolaankeuanganusahasecaratepatuntukmeminimalisasikesalahansekaligusefisiensiwaktudalammengambilkeputusanbisnis.

Dari uraian di ataskitabisaambilpelajaranberhargasekaligusmenjadiinspirasikesuksesanuntukkitasepertiberikutini:
1.   Menjadipengusahatidakharusselalumemilikiumur yang matang (mature) tetapi yang diperlukanadalahkemampuandankesungguhan yang terus-menerusdalammerintisusaha.
2.   Kerjakompakdalamtimharusselaluditerapkan. Ingatpepatahberatsamadipikul, ringansamadijinjing.
3.   Selalujalinjaringankerja (network) denganpihakluaruntukmelakukankerjasama, penajaan (sponsorship), dll.
4.   Buatseunikmungkinkaryamusehingga orang lainakanotomatistersadarbahwaapa yang merekalihatadalahkaryamu.
5.   Manfaatkaninternetuntukmenembuspangsapasar yang lebihluas. Media sosialmenjadialatampuhdalamperluasanpemasaransekaligussebagaialatuntukmelihatlangsungaspirasipelanggan.

Dian Pelangidisebutsebagai Entrepreneur karena :
-          Karenaiamemilikibakatsebagaidesainer yang menurundariorangtuanya yang kemudianiakembangkansayapbutikdianpelangidanjugadenganbanyaknyaprestasi yang sudahiaraihsebagaiseorang entrepreneur dandesainer.
-          Dian Pelangisangatgigihuntukbelajardanmencobamengenalkanproduknyakepadamasyarakatmancanegaradantaklupaiatakmelupakancirikhaskaryanya yang tidakdimilikiolehdesainer lain denganteknikjumputannya.

Karakteristik Entrepreneur yang dimilikiolehDian Pelangi :
Kesamaansayadengan Dian Pelangiadalahsayajugamemilikitekad yang samaseperti Dian Pelangiuntukmelanjutkandanmemperluasusaha yang dimilikiolehorangtuasaya agar kelakdapatberkembangmenjadilebihbaikdarisekarang. 

 (Putri Sekar Melati)
 

Entrepreneur Muda : Hamzah Izzulhaq

Biodata Singkat

Nama : Hamzah Izzulhaq
Tgl. Lahir : 26 April 1993
Tempat Lahir : Jakarta

Hamzah adalah panggilan akrab seorang enterperneur dengan nama lengkap Hamzah Izzulhaq, Hamzah adalah salah satu contoh enterperneur muda yang sukses dengan usaha membangun Franchase atau dalam bahasa indonesia disebut dengan Waralaba, yaitu sebuah metode dalam sistem distribusi barang atau jasa, dia juga sebagai Direktur di CV Hamasa yang bergerak dalam bidang kerajinan sofa bed.

Hamzah terlahir dari keluarga menengah sederhana. Sang ayah berprofesi sebagai dosen sementara ibunda adalah guru SMP. Secara ekonomi Hamzah tak kekurangan, dia senantiasa menerima uang saku dari orangtuanya, namun karena terdorong oleh rasa ingin mandiri dan memiliki uang saku yang lebih banyak, maka Hamzah rela menghabiskan waktu senggangnya di masa SMP untuk mencari penghasilan bersama dengan teman-temannya yang secara ekonomi masuk dalam kategori kurang mampu.

Masa SD ( Sekolah Dasar )

Dia sudah mulai belajar bisnis sejak masih duduk di bangku kelas 5 SD dengan menjual beberapa macam permainan seperti kelereng, petasan, dan berbagai macam permainan yang  sangat digemari anak-anak, tidak hanya itu, dia juga pernah menjual koran, layanan ojek payung saat hujan dan mengamen besama teman-temannya. Dia senang bergaul dengan teman-temannya dari kalangan tidak mampu atau menengah kebawah, sebab mereka tidak gengsi atau malu-malu untuk diajak ngamen atau jualan koran. Dia dan teman-temannya melakukan hal itu secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang tuanya, sehingga ketrampilannya dalam mencari duit  berlanjut sampai ke jenjang SMP.

Masa SMP ( Sekolah Menengah Pertama )

Pada waktu SMP dia senang bermain di warnet sehingga uang saku yang diberikan orang tuanya kurang sehingga dari situ dia mulai mencari duit sendiri. Hobinya dalam bermain game online ternyata membuahkan nilai rupiah juga, pasalnya dia sering meraih level paling tinggi dalam suatu permainan game, kemudian ketika dia sudah meraih level game tertinggi, maka dia jual akunnya kepada rekan atau lawan permainannya secara online, dari hobi tersebut dia pernah menjual level atau untuk satu akun gamenya senilai Rp 1,2 juta.

Masa SMA ( Sekolah Menengah Atas )

Mulai beranjak dewasa pada usia 18 tahun atau pada waktu masih di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), Hamzah sudah mulai merintis untuk berbisnis secara serius dalam bidang penjualan pulsa dan buku sekolah setiap pergantian semester dengan cara melobi kepada pamannya yang kebetulan bekerja di sebuah toko buku besar di jakarta untuk menjadi distributor dengan diskon sebesar 30% per buku. Buku itu kemudian dia jual ke teman-teman dan kakak kelasnya, setrategi yang dia lakukan adalah dengan memberikan diskon kepada mereka 10%, sehingga dari usahanya tersebut Hamzah mendapatkan keuntungan 20% dari setiap buku yang berhasil dia jual dan jika di kalkulasi pendapatannya selama 1 semester adalah Rp950.000,- sebagai seorang pelajar SMA menurut saya (penulis) ini sungguh luar biasa.

Setelah Hamzah merasa cukup mempunyai modal dari hasil usahanya di sekolah maka dia mencoba melakukan terobosan konter pulsa tetapi sayangnya dalam 3 bulan gulung tikar karena beberapa faktor seperti rekannya yang kerap gunakan pulsa namun tak bayar, dan masih ditambah lagi dia sering merasakan bahwa pulsanya sering habis dikonsumsi sendiri, sehingga saat itu dia merasa down, tapi pada akhirnya dia kembali bangkit setelah membaca buku-buku bisnis dan motivasi pengembangan diri seorang entrepreneur.

Dari sisa tabungannya Hamzah  menggunakannya untuk jualan pulsa lagi dan membeli alat pembuat pin pada waktu kelas 2 SMA, tapi masih saja dia mengalami kerugian dari usahanya tersebut, dikarenakan dia tidak menguasai teknik dalam pembuatan pin, sehingga produksinya banyak yang gagal dan Ayahnya marah besar.

Hamzah tidak putus asa  dan kembali lagi merenungi kesalahannya dan membaca  biografi pengusaha-pengusaha besar tak lama kemudian ia berjualan snack-snck roti dan meraup keuntungan 5 jutaan dan setelah itu ia ketemu dengan mitra bisnis yang menjual Franchise Bimbel seharga 175 juta tetapi hamzah tidak punya uang sebesar itu kemudian di harus pinjam ayahnya yang sebagai dosen teapi ayahnya meminjami uang 70 juta yang semestinya untuk dibelikan mobil. Hamzah melobi untuk membayar 75 juta dulu sisanya yang 100 juta untuk dicicil.

Dari situlah usahanya berkembang dengan pesat sehingga Hamzah mempunyai 3 lisensi bimbel. Dia memperoleh omset sebesar Rp360 juta / 6 bulan dari 200 jumlah siswa yang ada dengan keuntungan sekitar Rp180 juta / 6 bulan. Setelah sukses mengelola bisnis tersebut, Hamzah lalu mengembangkan bisnisnya dengan melirik usaha sofabed, hingga sekarang, bisnis Hamzah telah resmi berbadan hukum dengan nama CV Hamasa Indonesia.  Dia resmi menjadi direktur muda di perusahan kerajinan sofa setelah lulus SMA 2011 omsetnya sekarang mencapai mencapai Rp100 juta per bulan.

Faktor – Faktor Penunjang Kesuksesan Hamzah :

1. Bergabung di komunitas pengusaha
Tawaran franchise bimbel juga bisa datang karena Hamzah dan rekannya bergabung rajin mengikuti pertemuan Community of Motivator and Entrepreneur.

2. Take Over
Franchise bimbel dan sofabed, dua sumber uang Hamzah sekarang ini adalah bisnis yang tidak dimulai dari nol. Melainkan dia telah membeli sistemnya sudah terbukti bekerja.

3. Talk Less Do More
Yang membuat Hamzah atau pengusaha muda ini berbeda dengan pengusaha senior lainnya adalah dikarenakan dia langsung dengan cepat beraksi, dalam hal ini dia menerapkan konsep learn by doing, sehingga dia lebih cepat dalam mempelajari dan menguasai pola dan bidang tersebut, akan tetapi dia juga sadar akan resiko yang akan dia hadapi. Bukan karna tanpa alasan, yang mendorong Hamzah memberanikan diri dalam mengambil resiko lebih besar ini adalah karena dia telah mendapatkan dorongan-dorongan bisnis yang didapatnya dari buku-buku dan seminar-seminar yang dia ikuti. Namun saat yang lain biasanya semangatnya berhenti usai seminar bubar, Hamzah nekat langsung terjun ke lapangan meskipun hanya melakukan hal-hal kecil seperti yang pernah ia lakukan saat masih sekolah dulu.

4. Perbaiki hubungan dengan Tuhan dan orang tua
Hal ini mungkin personal, tapi terbukti bahwa dengan dia menjaga hubungannya dengan Tuhan dan Orang tua, coba bayangkan, jika Hamzah bukanlah anak yang berbakti kepada orang tua, tentu dia tidak bisa meminjam dana 70 juta dari ayahnya yang sebelumnya digunakan untuk membeli mobil.

Sifat yang dimiliki oleh hamzah yang menjadikan dirinya sebagai entrepreneur :
·        1. Tidak Mudah Menyerah
Hamzah memiliki ketekunan yang amat besar walaupun tidak sedikit bisnis-bisnis kecil-kecilannya gulung tikar. Ia tetap teguh dan tidak berputus asa dan meyakini bahwa dirinya bias meraih kesuksesan.

·         2. Berjiwa petarung

Hamzah mengetahui bahwa bisnis-bisnis yang ia tekuni pasti mempunyai pesaing. Akan tetapi, ia tetap berjuang dan tetap berpegang teguh bahwa ia bisa untuk menjadi seorang wirausaha.

·         3. Keinginan untuk belajar dan berwawasan luas

Dari pengalaman berbisnis yang dimiliki oleh hamzah, ia belajar banyak hal bagaimana cara berbisnis yang baik dan menambah pengetahuannya tentang bisnis.

Berikut adalah Bisnis Model Kanvas




(Dimas Nursyaraya)