DIANA RIKASARI - PT.BITDAS INDONESIA


     
YOUNG – ENTREPRENEUR – LIFESYTLE







DIANA RIKASARI,
FASHION BLOGGER
CEO FOUNDER OF PT. BITDAS INDONESIA
PENULIS –  #88 LOVE LIFE
 

  
DIANA RIKASARI – Young creative lady break the role


Bermula dari kecintaan nya terhadap fashion, ia mengawali karier sebagai fashion blogger.  Dengan keunikan dan gaya baru yang ia miliki, banyak para-blogger yang melihat blog nya bahkan menjadikan Diana Rikasari sebagai fashion icon mereka.
Melalui blog-nya ia mampu merubah tren,  mulai dari gaya rambut ala tahun 80-an yang berbentuk seperti mangkok sampai cara memadu-padankan warna pakaian yang sangat unik membuat nya menciptakan tren baru.
Selain mem-posting gaya colorfull yang berani, diana rikasari juga mem-posting tentang kehidupan pribadinya. Mulai dari kegiatan sehari- hari  , traveling and all about her lifestyle.


UP ! -Shoes Dan Dilema Dibaliknya





Kini UP! shoes menjadi fashion item yang banyak dilirik oleh banyak orang.  Selain  design bentuk yang unik dan warna yang berani. Diana rikasari juga memanjakan  customer dengan DO UP YOURSELF di website www.iwearup.com , dimana customer dapat memilih warna atau motif yang diinginkan  jadi setiap orang bisa mendesign sepatu nya sesuai selera dan kebutuhan. Sangat inovatif dan creative.

Sejak dulu, diana rikasari gemar men-design pakaian, sepatu, dan lain lain. Sampai pada  saat  ia lulus kuliah di teknik industri –UI, ia mulai tertarik untuk menekuni salah satu design nya yaitu design sepatu. karena menurut diana rikasari selain ia gemar mendesign sepatu, ia juga melihat peluang, bahwa masih sedikit pengusaha lokal yang membuat sepatu, sedangkan peminat nya terus meningkat, terutama untuk sepatu jenis wedges. kemudian, sambil mengumpulkan modal dengan bekerja di salah satu perusahaan swasta, ia juga tidak berhenti untuk belajar merealisasikan design-nya. Dari banyak nya sepatu sepatu yang mulai terealisasi dan berkonsultasi dengan pembuat sepatu serta pihak pihak terkait lainnya, ia mempelajari kayu apa yang ringan dan cocok untuk dijadikan wedges, cara pengeleman yang dapat bertahan lama kemudian memilih  bahan bahan yang tepat untuk mendukung packaging dari sepatu nya.
Setelah cukup banyak belajar mengenai pembuatan sepatu dan berbisnis, Diana rikasari bertekad untuk membuat brand sepatunya sendiri.

Ternyata ada dilema sebelum UP-shoes. Diana rikasari terlahir dari keluarga yang cukup sukses, namun bukan sebagai entrepreneur. Maka muncul dilema saat ia memutuskan ingin memulai karir sebagai entrepreneur.  Selain tidak ada orang dalam keluarga yang bisa dijadikan figure untuk memulai usaha apalagi dibidang fashion, juga karena ia telah berada di zona nyaman dengan memiliki pekerjaan yang sukses.
Namun, ia tidak menyerah dan terjebak di zona nyamannya. Dengan  dukungan dari orang terdekat nya (yang sekarang jadi suami ) Akhirnya ia resign dan berani mengambil resiko untuk mulai membuat brand nya sendiri.  Ia mulai merintis usahanya dengan bermodalkan uang tabungannya.

Dengan inovasi dan kreativitas yang dimiliki serta usaha yang gigih diana rikasari berhasil menjadi entrepreneur muda dan  sekarang UP! Shoes tidak hanya menjadi brand lokal yang sukses namun telah dikenal di beberapa negara lain.


Strategi  Dan Konsisten Pada On-Line Shop.






www.iwearup.com  
www.dianarikasari.blogspot.com
instagram : @iwearup
instagram : @dianarikasari





Dengan adanya ekonomi kreatif yang diusung pemerintah banyak para entrepreneur bermunculan, mulai dari yang membuka off-line store maupun on-line store. Tentunya dengan banyak nya pesaing, maka strategi harus lebih ditingkatkan. Diana rikasari konsisten pada penjualan on-line nya, dan meningkatkan strategi penjualannya . Selain membuat instagram khusus untuk UP! shoes @iwearup yang mem-promote instagram customer yang mengenakan produk UP! shoes . Ia juga membuat inovasi baru yaitu calendar gratis yang didesign sendiri oleh diana rikasari dan dapat di download gratis untuk menarik viewers website nya.  Dan juga inovasi agar setiap orang bisa mendesign sepatunya sendiri.




  LIFESYTLE <DIANA RIKASARI> UP !   
   



Dengan kesuksesan UP ! shoes menjadi tren baru, nama diana rikasari dan blog nya semakin dikenal luas. Semua orang menirukan lifestyle diana rikasari. Dari mulai kata kata yang sangat inspiratif, kedekatan dengan suami dan anaknya, sampai  cara diana rikasari menata rumah dan menjalani aktivitas nya sehari hari, semua orang mengikuti setiap postingnya.

Hal tersebut dilihat sebagai peluang oleh diana rikasari untuk mulai meng-eksplore dirinya, misalnya dengan menciptakan tagline “bidi-bidi bong-bong” pada setiap karya design interior nya.








Kata katanya yang inspiratif juga dijadikan buku yang berjudul #88 LOVE LIFE  dan menjadi best seller. Buku tersebut berisikan quote yang sangat menginspirasi pembaca.



Tidak hanya sampai disitu, karena bukunya yang sangat inspiratif banyak orang mulai membuat quote untuk menginspirasi diri dan orang lain, akhirnya diana rikasari membuat notes dengan design yang sangat unik untuk mencatat quote.


Ekspansi Usaha




Dan seiring dengan semua kegiatan yang dilakuakan – lifestyle nya menjadi peluang bisnis, diana rikasari meng-ekspansi usahanya dibidang lain, misalnya menjadi fashion icon untuk salah satu brand pakaian, kemudian membuat  SCARF dengan design yang unik. Kini ada juga beberapa barang seperti bantal yang berbentuk muka diana rikasari. 

Karakter Entrepreneur  Diana Rikasari




Diana Rikasari memiliki karakter entrepreneur yang kuat, karena memiliki semua sifat dalam karakter entrepreneur . yang pertama sifat instrumental, diana rikasari memanfaatkan lingkungan –viewers blogger , teman kantor, teman kuliah dan lingkungan sekitar untuk menjadi target pasar.  Yang kedua sifat prestatif, diana rikasari sering mendapatkan penghargaan atas usahanya, salah satunya adalah penghargaan dari teknik industri- universitas indonesia sebagai alumni yang membawa nama baik bagi kampus. Dengan prestasi nya yang banyak , Ia tidak gampang puas dan tetap berusaha untuk memperluas usahanya. Yang ketiga sifat keluesan bergaul yang dapat dilihat dari posting-an blog nya.

Yang keempat adalah sifat kerja keras  yang dapat dilihat dari usahanya untuk belajar dari awal mengenai sepatu dan memulai nya dari bawah sampai usaha nya sudah besar seperti sekarang.  Kemudian ada sifat keyakinan diri  dan sifat swa-kendali dengan kemampuan dan kemauan yang dimilikinya ia mampu menciptakan tren baru di masyarakat.

Yang ketujuh adalah sifat berani mengambil resiko, diana rikasari berani mengambil resiko keluar dari zona nyamannya, dan memulai usaha nya dari nol. Selanjutnya adalah sifat inovatif , diana rikasari memberikan pelayanan agar semua orang dapat men-design sepatu nya masing masing sesuai selera dan kebutuhan. Dan yang terakhir sifat kemandirian, Ia menggunakan uang tabungannya sebagai modal awal dari usahanya.

Motivasi diana rikasari




Motivasi diana rikasari berasal dari dalam dirinya sendiri, ia ingin melakukan apa yang ia minati dan ia ingin meng-esksplore diri lebih banyak. Dan kini, diana rikasari menjadi salah satu orang yang dapat memotivasi banyak orang dengan mengikuti passion-nya.











 

Biografi Elang Gumilang – Kontraktor Perumahan Khusus Orang Miskin

Jika kita amati perumahan disekitar kita, pada umumnya hanya diperuntukkan untuk orang-orang yang berduit saja. Sedangkan untuk orang ‘kelas bawah’ mungkin hanya gigit jari untuk bisa memiliki rumah sendiri apalagi di perumahan. Mungkin hal inilah yang telah ditangkap oleh Elang Gumilang, seorang anak muda yang tak hanya peduli pada dirinya namun juga pada orang yang kekurangan untuk menciptakan perumahan khusus orang miskin. Bagaimana sebenarnya kisah sukses dan Biografi Elang Gumilang, berikut ulasan penulis.

Biografi

Berayahkan seorang kontraktor bukan mustahil bagi Elang Gumilang untuk mencoba segala jenis usaha. Awal tahun 2005, ketika ia masih menjadi mahasiswa di IPB, ia membeli sepetak tanah dan mulai mmebnagun rumah pertamanya. Modalnya dari patungan bersama teman-teman semasa SMA nya dan kuliahnya. Rumah sederhana berukuran 22 meter persegi dengan luas tanah 60 meter persegi itu langsung laku ketika selesai dibangun. Terbukti orang perlu akan rumah murah seharga 25 jutaan yaitu harga yang bagi sebagian kalangan menengah keatas tak akan cukup untuk membeli sebuah tas bermerk namun sangat dibutuhkan oleh kalangan bawah.

Saat itu jumlah pekerja Elang masih 7 orang untuk mengurus administrasi hingga pemasaran. Namun lambat laun, bisnisnya ini berakar dan menggeliat hingga tumbuh. Dari satu unit bertambah hingga tiga unit, bertambah terus hingga mencapai 200 an rumah dibangunnya.

Setelah berhasil membangun dan memasarkan rumahnya, Elang Gumilang dengan kecerdasan bisnisnya kemudian mentargetkan membangun 2000 unit rumah sederhana. Dibawah bendera Semesta Guna Grup, perusahaan miliknya ia berusaha mewujudkan targetnya. Dalam waktu setahun, investasi yang ditanamkan naik berlipat. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tanah yang tadinya bernilai 50 ribu melejit hingga 5 kali lipat dalam dua semester.

Omset pertahunnya pasti bikin pengusaha manapun berdecak kagum – mengingat awal mula sepak terjangnya – karena tak kurang dari 20 miliar per tahun dapat ia bukukan. Belum lagi dari kontrak pre periodik terbarunya menambah 80 miliar hingga 100 miliar ke bisnisnya.

Elang Gumilang, mahasiswa sederhana dari IPB, anak dari pasangan H. Enceh dan Hj. Prianti, kini bisa mempekerjakan ratusan karyawan pada setiap proyeknya. Sekitar 30 tenaga administrasi dan 100 pekerja di setiap proyek siap membantunya. Elang Gumilang, pemuda kelahiran Bogor 6 April 1985 telah mengepakkan sayap bisnisnya sejauuh yang ia bisa dan setinggi yang dapat ia capai.

Rahasia Sukses Bisnis Elang Gumilang


Elang terlahir dari keluarga yang lumayan berda namun bergaya hidup bersahaja. Pendidikan moral dari orang tuanya tertanam baik. Ajaran itu terus berurat akar dalam dirinya. Sebagai pelajar sekolah, ia termasuk siswa yang gemilang. Jiwa wirausaha Elang mulai terasahsaat duduk di bangku kelas tiga SMA. Ketika itu ia menentukan target, saat lulus harus dapat menghasilkan uang 10 juta sendiri untuk biaya kuliah. Padahal jika ia minta ke ortunya tentulah dikasih, namun itulah Elang. Ia ingin menempa dirinya agar bisa mandiri.
Tanpa sepengetahuan orang tuanya, Elang berjualan donat ke sekitar sekolah dasar di Bogor, namun akhirnya ketahuan orang tuanya juga dan dia disuruh berhenti karena UAN akan menjelang.

Bukan Elang namanya jika harus kehilangan akal. Ia kemudian mengikuti perlombaan Java Economic Competition se-Jawa dan Kompetisi Ekonomi oleh UI dan ia keluar sebagai pemenangnya. Uang hadiahnya ia kumpilkan untuk biaya kuliah.

Setamat SMA, Elang masuk ke Fakultas Ekonomi IPB tanpa tes. Saat itulah bermodal uang sejuta ia kembali berniat untuk bisnis. Awalnya ia berjualan sepatu dan mampu menangguk untung 3 juta, kemudian berganti menyuplai lampu neon fakultas. Bermodal surat dari kampus, ia melobi perusahaan lampu Philips untuk menyetok lampu di kampusnya. “Alhamdulillah untuk setiap pembelian saya untung 15 juta rupiah,” ucapnya bangga. Namun karena bisnis lampu perputarannya lambat, ia kemudian beralih ke bisnis minyak goreng.

Bisnis minyak goreng ini perputarannya cepat namun menggunakan otot sehingga mengganggu kuliah. Akhirnya ia berhenti dari bisnis ini. Ia kemudian memikirkan bisnis yang tak menggunakan otot. Ia bertukar pikiran dengan dosen dan beberapa pengusaha lokal. Alhasil tercetuslah bisnis lembaga kursus bahasa Inggris di kampusnya. Elang menggunakan tenaga pengajar langsung dari luar negeri sehingga kampus mempercayakan lembaga milik Elang tersebut sebagai mitra. Karena bisnis kursusan ini tak menggunakan otot, Elang kemudian menggunakan waktu luangnya untuk menjadi pemasar perumahan.

Sebenarnya tanpa harus beralih ke bisnis properti, Elang sudah berkecukupan, ia sudah punya mobil dan rumah sendiri padahal masih kuliah semester 6. Namun Elang merasa ada yang kurang. Ia kemudian berdialog dengan nuraninya, “ Kenapa saya merasa resah, padahal segalanya saya sudah punya. Apa lagi yang membuat sya resah?” begitu isi hatinya berkecamuk.

Jawaban dari Sang Kuasa pun datang. Bisnis propertilah yang ditunjukkan oleh Allah pada Elang untuk digeluti namun properti untuk orang miskin hal ini karena hatinya tersentuh, “ Banyak orang di Indonesia terutama di kota besar yang belum memiliki rumah karena mahalnya harga properti. Padahal diantara mereka sudah berumur 60an tahun. Biasanya kendalanya adalah DP yang mahal dan cicilan yang mencekik,” begitu ungkapnya.


Akhirnya masuklah ia di bisnis ini. Elang kemudian mengiklankan propertinya di koran lokal untuk menekan biaya. Karena harga perumahan yang ditawarkan begitu murah, pada tahap awal langsusng terjual habis. Walau harganya sangat murah namun fasilitas pendukungnya lumayan lengkap seperti klinik 24 jam, angkot 24 jam, ada lapangan olah raganya, dekat sekolah juga serta dekat pasar dan rumah ibadah. Kebanyakan konsumennya adalah buruh pabrik, staf TU IPB, dan ada juga pemulung.

Sukses yang sudah ditangan tak lantas membuat Elang lupa diri. Justru ia semakin mendekatkan diri pada Sang Kuasa, terbukti untuk setiap penjualan ia sisihkan 10 persen untuk kegiatan amal seperti membantu orang miskin, memberi bantuan modal pada pengusaha kecil serta memberi beasiswa.

Sebenarnya ada lagi impian Elang Gumilang, ia ingin mendirikan perusahaan yang bisa mempekerjakan 100 ribu orang untuk menyerap pengangguran.

Biodata
Nama           : Elang Gumilang
TTL               : Bogor, 6 April 1985
Pendidikan : 2003-2007 Mahasiswa           Manajemen FEM IPB
Nama Usaha : Developer Griya Salak Endah 1 dan 2, Developer Bumi Warnasari Endah dan Griya Ciampea Endah, Pemilik Pertambangan Pasir Kuarsa.
Alamat : Jl. Kyai Haji Abdullah No 194 Ring Road Taman Jasmin, Bogor
Penghargaan
2008 Indonesia’s Top Young Enterpreneur
2007 Pemenang Wirausaha Muda Mandiri Kategori Mahasiswa Program Diploma dan Sarjana.

Elang Gumilang disebut sebagai entrepreneur, karena :

  • The change creator (Seorang pencipta)
  • Selalu melihat perbedaan
  • Cenderung mudah jenuh terhadap segala kemapanan hidup
  • Melihat pengetahuan dan pengalaman hanyalah alat untuk memacu kreativitas
  • Berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain

Karakteristik Entrepreneur yang dimiliki oleh Elang Gumilang :

  • Dream
  • Decisiveness
  • Doers
  • Determination
  • Dedication
  • Devotion
  • Details
  • Destiny
  • Dollars
  • Distribute

(Laisa Mariyandi)
 

Top Ittipat Dibalik Suksesnya Tao Kae Noi

Pasti kita sering melihat atau mendengar snack rumput laut bermerk "Tao Kae Noi", tetapi kita tidak mengetahui siapa pemilik snak rumput laut tersebut,dia adalah Milyader muda dari Thailand bernama Top Ittipat.

Top Ittipat memiliki nama asli Aitthipat lahir di sebuah keluarga yang cukup kaya di Thailand dan dia memiliki hobi bermain game online, ketika dia berumur 16 tahun dia berhasil mendapatkan uang dari game online sebesar 1 juta bath dan dia mampu membeli mobil seharga 600 bath (sekitar 200juta-an rupiah) dari hasil penjualan senjata-senjatanya di game online, karena kecanduannya terhadap game online membuat dia menjadi malas belajar dan nilainya menjadi hancur berantakan sampai akhirnya dia dikeluarkan dari sekolah.

Setelah keluar dari sekolah, bisnis onlinenya pun mengalami kebangkrutan karena termasuk bisnis yang ilegal. Akhirnya dengan sisa uang yang dimilikinya Top beralih usaha ke bisnis DVD Player tapi tidak semudah yang ia pikirkan Top ditipu sebab semua DVD Playernya ternyata barang palsu dan uangnya tidak dapat kembali. Top berusaha mencari pinjaman ke bank untuk memulai bisnis barunya, namun bank tidak menyetujui pinjaman tersebut.

Di titik inilah Top mulai menyadari kesalahannya karena telah melalaikan sekolah dan pelajaran. Apalagi disaat yang bersamaan bisnis orangtuanya juga mengalami kebangkrutan, hutang yang melilit usaha orang tuanya mencapai 40 juta Baht semakin memperburuk keadaan. Terlebih lagi rumah mereka disita pihak Bank. Ditengah himpitan ini Top tetap berkeras. Setelah akhirnya ia mendapatkan pinjaman dari bank setelah berkali-kali ditolak, segala hal dia coba lakukan, Top mencoba berjualan kacang (chesnut) bersama dengan pamannya. Diawali dengan mencari cara bagaimana strategi berjualan yang baik supaya bisa laris kepada para penjual kacang lainnya yang telah sukses sampai lakukan beberapa eksperimen untuk mendapatkan resep terbaik bagi produk kacangnya sehingga memiliki cita rasa yang khas dan unik. Lalu akhirnya Top membuka kedai di mal dan belajar tentang menemukan tempat yang stategis. Sebab lokasi menjadi salah satu faktor menentukan dalam keberhasilan penjualan suatu produk. Namun berwiraswata memanglah tidak mudah. Saat Top mulai melakukan ekspansi bisnis chesnutnya secara besar-besaran, timbul suatu masalah lain dimana mesin pembuat kacang goreng yang Top pergunakan menimbulkan asap dan mengotori atap Mall sehingga harus tutup dan pihak Mal juga membatalkan kontrak kedainya.

Top hampir putus asa tetapi ia tetap bersikeras untuk bertahan di Thailand dan melanjutkan usahanya, sedangkan kedua orang tuanya memutuskan untuk pergi ke China. Top mendapatkan inspirasi dari cemilan yang sering diberikan oleh kekasihnya yaitu rumput laut goreng, dari bisnis jual kacang Top beralih haluan untuk berbisnis rumput laut goreng. Top pun memulai usaha kerasnya dengan mencari bahan rumput laut lalu belajar rahasia menggoreng rumput lautnya. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelajaran ini mencapai lebih dari 100 ribu Baht. Belum lagi Top juga harus mempelajari cara untuk mempertahankan rumput lautnya agar tidak basi jika disimpan untuk beberapa hari lamanya, dan sampai pamannya harus masuk rumah sakit karna berkali-kali mencoba hasil dari eksperimen Top dalam membuat rumput laut menjadi snack yang digemari banyak orang.

Dalam tekanan yang begitu hebat Top berusaha mencari tahu tentang strategi penjualan dan inspirasi pun datang kembali untuk menjual produknya di mini market 7-Eleven, dia langsung membuat dan mengirimkan surat proposal kepada 7-Eleven untuk mereview produk yang sudah diciptakannya supaya produk tersebut bisa masuk ke dalam jaringan retail 7-Eleven dan surat yang dikirimkan langsung dibalas beberapa hari kemudian, Aitthipat diminta untuk memberikan presentasi mengenai produk yang sudah dia produksi didepan manager pemasaran 7-Eleven. Namun tidak semudah membalik telapak tangan 7-Eleven ternyata memiliki standard yang tinggi yang harus dipenuhi supaya produk

Top bisa masuk pasaran, ukuran kemasan yang terlalu besar dan harga yang dinilai masih terlalu tinggi menjadi penyebab produknya ditolak oleh pihak 7-Eleven, namun setelah ditolak dia tidak putus asa dan langsung mengambil inisiatif untuk mendatangi perusahaan desain dan meminta mereka untuk mendesain ulang kemasan yang saat ini digunakan dan menyesuaikannya dengan standarisasi yang sudah ditetapkan oleh 7-Eleven.
Setelah produknya sudah didesign ulang, Top kembali datang ke kantor 7-Eleven dengan membawa produknya untuk direview kembali, namun setelah menunggu lama dan tak ada satu orang pun yang menemuinya akhirnya Aitthipat pulang dengan perasaan kecewa dan meninggalkan produknya disana. Keputusasaan melanda dirinya Top hampir-hampir memutuskan untuk berangkat ke China tapi sebelum dia mendapatkan telepon dari manager pemasaran 7-Eleven dan dia diminta untuk datang kembali untuk mempresentasikan produknya yang baru didepan para eksekutif 7-Eleven dan ternyata dia berhasil meyakinkan pihak eksekutif 7-Eleven bahwa produknya memang layak untuk masuk ke jaringan retail 7-Eleven, namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh Aitthipat, salah satunya adalah bahwa Aitthipat harus memiliki tempat produksi yang layak dan bersih dan dia harus mampu menyediakan produknya dalam jumlah yang besar.

Top selalu memikirkan bagaimana cara memenuhi persyaratan tersebut, sebab saat itu dia sudah tidak memiliki uang untuk menyewa tempat apalagi memproduksi snack tersebut dalam skala besar, karena selama ini dia hanya melakukannya berdua saja dengan ajudan yang dulu bekerja untuk ayahnya. Saat itu ajudannya mengatakan bahwa ayahnya masih memiliki sebuah rukan kecil di thailand, tanpa pikir panjang dia pun langsung mengajak ajudannya kesana dan merenovasi tempat tersebut untuk dijadikan sebuah pabrik kecil, kemudian dia merekrut beberapa orang untuk bekerja membantu dia memproduksi snack tersebut. Akhirnya dengan kerja kerasnya Top Ittipat dapat mendistribusikan produknya “Tao Kae Noi” ke 3.000 gerai 7-Eleven yang ada di Thailand, bahkan dalam waktu yang cukup singkat dia berhasil menyalurkan snacknya hingga mencapai Korea Selatan dan Jepang.

Perjuangan Top, segala kegagalan, getir dan pahit serta rasa duka dalam membangun sebuah bisnis kini mengantar Top pada sebuah kesuksesan. Top dapat melunasi hutang keluarganya dan mengambil rumahnya kembali dalam waktu 2 tahun. Pada umur 26 tahun Top sudah menjadi milyuner muda dengan penghasilan 800 juta Baht per tahun  dan mempekerjakan 2.000 staf. Sekarang ini siapa yang tak mengenal Tao Kae Noi produk cemilan rumput laut terlaris di Thailand bahkan telah masuk juga ke berbagai Negara tetangga termasuk Indonesia.

Kenapa Disebut Sebagai Seorang Entrepreneur?

Top Ittipat dapat dikatakan sebagai seorang entrepreneur karena dia memiliki ide dan inovasi untuk membuat rumput laut menjadi snack rumput laut goreng yang memiliki rasa unik dan dapat digemari oleh banyak orang, dan dikemas dengan semenarik mungkin.

Top Ittipat mempunyai strategi bisnis dan inspirasi yang kreatif untuk memperluas produknya agar dapat terdistribusikan dengan mudah kepada masyarakat.
Top Ittipat tidak pernah lelah untuk berhenti berusaha meskipun sudah mengalami kegagalan berkali-kali. Dia tidak pernah takut untuk mencoba hal-hal yang baru dan tidak takut akan mengalami kegagalan lagi.

Kesamaan Karakter pada Diri Saya?
Kesamaan karakter Top Ittipat pada diri saya adalah saya selalu ingin tahu hal-hal yang baru meskipun belum mengetahui risiko dari hal tersebut. Meskipun saya belum memiliki ide dan inovasi yang baru untuk memulai bisnis, tetapi saya memiliki keinginan untuk memulai bisnis sendiri seperti Top Ittipat yang sudah senang berbisnis dari saat remaja.

(Syahra Faradika)
 

KISAH INSPIRATIF PENDIRI BLUE BIRD GROUP



Semua warga Jakarta pasti mengenal Taksi Blue Bird, namun tahukah jika pendirinya adalah seorang wanita? Ya, Pendiri Taksi Blue Bird adalah bernama Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono yang dilahirkan di Malang pada 17 Oktober 1921. Berasal dari keluarga berada, namun pada usia 5 tahun keluarganya bangkrut. Kehidupan berubah drastis. Banyak hal yang mencirikan kesederhanaan hidup Bu Mutiara semasa kecil. Di saat yang sulit itu Bu Mutiara berusaha merengkuh bahagia, diantaranya banyak membaca kisah-kisah inspiratif yang diperoleh dengan meminjam. Salah satu kisah legendaris yang selalu menghiburnya adalah "Kisah Burung Biru" atau "The Bird Happiness". Kisah tersebut dilahap berkali-kali dan selalu membakar semangatnya, penabur inspirasi dan pemacu cita-citanya.

            Bu Mutiara berhasil masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Kemudian Bu Mutiara bertemu dengan Djokosoetono, dosen yang mengajarnya, yang juga pendiri serta Guberbur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Laki-laki itulah yang menikahinya selagi kuliah. Hingga dikaruniai 3 anak yaitu Chandra Suharto, Mintarsih Lestiani, dan Purnomo Prawiro. Setelah menikah, Bu Mutiara bersama keluarga melewatkan kehidupan yang sangat sederhana. Untuk menambah penghasilan keluarga, Bu Mutiara berjualan batik door to door. Tak ada gengsi, tak ada malu, tak ada rasa takut direndahkan oleh sesama isteri pejabat tinggi. Semuanya dilakukan murni sebagai kepedulian isteri untuk membantu suami mencari nafkah.

            Namun penjualan batik yang sempat sukses kemudian menurun. Hingga Bu Mutiara beralih kemudi berusaha telur di depan rumahnya. Saat itu telur belum sepopuler sekarang, masih dianggap bahan makanan ekslusif yang hanya dikonsumsi orang-orang menengah ke atas. Dengan lincah Bu Mutiara mencari pemasok telur terbaik di Kebumen. Perlahan-lahan usaha telur Bu Mutiara dan keluarga terus meningkat. Namun disamping itu, penyakit Pak Djoko tak kunjung sembuh, sampai akhirnya pada tanggal 6 September 1965 beliau wafat. Tak berapa lama setelah kepergian Pak Djoko, PTIK dan PTHM memberi kabar yang cukup menghibur keluarga. Mereka mendapatkan dua buah mobil bekas, sedan Opel dan Mercedes. Disinilah awal lahirnya Taksi Blue Bird.
            Pada suatu malam, Bu Mutiara mulai merancang gagasan bagi operasional taksi yang dimulai dengan dua buah sedan yang dimiliki. Bu Mutiara mengkhayalkan taksinya menjadi angkutan yang dicintai penumpangnya. Dalam wacana yang sangat sederhana, Bu Mutiara menyusun konsep untuk menjalankan usaha taksinya.
            Walau bermodal dua mobil saja, tapi visinya sudah jauh ke depan. Dibantu ketiga anak dan menantu maka dimulailah usaha taksi gelapnya. Uniknya usaha taksi terebut menggunakan penentuan tarif sistem meter yang kala itu belum ada di Jakarta. Untuk order taksi, Bu Mutiara menggunakan nomor telefon rumahnya. Karena Chandra ditugaskan menerima telepon dari pelanggan maka orang-orang menamakan taksi itu sebagai Taksi Chandra. Taksi Chandra yang hanya dua sedan itu kemudian melesat popular di lingkungan Menteng karena pelayanan yang luar biasa. Order muncul tanpa henti. Dari hasil keuntungan saat itu, Bu Mutiara bisa membeli mobil lagi.
Permintaan akan Taksi Chandra terus mengalir. Titik layanan kian melebar, tak hanya di daerah Menteng, tebet, Kabayoran Baru dan wilayah-wilayah di Jakarta Pusat, tapi juga sampai ke Jakarta Timur, Barat dan Utara. Pada tahun-tahun menjelang 1970 relaita membuktikan bahwa mereka mampu memebsarkan armada dan mendulang keuntungan yang signifikan. Mereka bisa menambah jumlah mobil sendiri lebih dari 60 buah.
            Memasuki dasawarsa 70-an, Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta saat itu mengumumkan Jakarta akan memberlakukan izin resmi bagi operasional taksi. Peluang inipun direspons Bu Mutiarara. Maka memasuki tahun 1971, dengan spirit penuh, Bu Mutiara segera berangkat ke DLLAJR untuk mendapatkan surat izin operasional. Namun Bu Mutiara selalu ditolak karena alasan bisnis Bu Mutiara masih kecil. Namun Bu Mutiara sosok yang tak kenal putus asa. Tak terhitung jumlahnya berapa kali Bu Mutiara selalu mengalami penolakan. Hingga terbersit ide untuk mengumpulkan isteri janda pahlawan yang telah menitipkan mobil mereka untuk dikelola sebagai taksi. Diajaknya para janda pahlawan untuk bersama-sama menyerukan petisi kemampuan perempuan dalam meimpin usaha. Mereka mendatangi kantor gebernur dan menghadap langsung Ali Sadikin. Menghadapi orasi Bu Mutiara, Ali Sadikin tersentuh dan menetapkan agar Bu Mutiara diberikan izin usaha untuk mengoperasikan taksi..

            Akhirnya Bu Mutiara dan anak-anaknya mencari nama dan logo taksi. Ide lagi-lagi datang dari Bu Mutiara, hingga diberilah nama taksi Blue Bird. Dengan logo sederhana berupa siluet burung berwarna biru tua yang sedang melesat, hasil karya pematung Hartono. Logo itu seperti pencapaian yang membuktikan bahwa Bu Mutiara mampu menghidupkan cita-cita yang diteladankan kisah The Bird of Happiness.

            Akhirnya sampai saat ini, Blue Bird telah telah berkembang dengan memiliki lebih dari 20.000 unit armada. Kini ada 30.000 karyawan yang berkarya di kantor pusat dan cabang. Tak kurang 9 juta penumpang dalam sebulan terangkut oleh armada Blue Bird di sejumlah kota di Indonesia. Jumlah poolnya juga telah mencapai 28 titik. Blue bird pun telah memiliki anak perusahaan seperti Pusaka, Silver Bird Executive Taxi, Golden Bird Car Rental, Iron Bird Logistic dan Big Bird Bus.

  • Mengapa Bu Mutiara disebut Entreprenuer?
  • Karena Bu Mutiara memiliki inovasi untuk menciptakan suatu produk taksi Blue Bird yang menguntungkan

  • Karakter Entrepreneur yang dimiliki Bu Mutiara?
  • -       Sifat kerja keras & keyakinan diri, saat mulai berjualan batik tanpa rasa malu, lalu berjualan telur hingga usaha taksi walau izinnya ditolak berkali-kali.
  • -      Sifat keluwesan bergaul, Bu Mutiara memiliki rekan-rekan seperti janda-janda istri pahlawan yang menitipkan mobil mereka untuk dijadikan taksi Bu Mutiara
  • -          Purposeful, Bu Mutiara menetapkan tujuan dengan membuat perencanaan yang sangat rapi dan mempu mewujudkannya
  • -          Persuasive, Bu Mutiara dapat mengajak janda-janda istri pahlawan untuk membuat petisi ke Gubernur DKI agar memperoleh izin usaha taksinya
  • -          Presumptous, Bu Mutiara berani bertindak dengan menggunakan sistem argometer disaat tidak ada taksi yang menggunakan sistem tersebut saat itu

  • Motivasi berbisnis yang dimiliki Bu Mutiara?
  • The housewife refugee, yaitu sebagai ibu rumah tangga, Bu Mutiara ingin membantu suaminya dengan berjualan batik dan telur hingga berbisnis taksi ketika suaminya meninggal dunia.

(Fikih Annisa)
 

Entrepreneur SIDOMUNCUL

Karir Ibu Rakhmat Sulistio

  • ·        Ibu Rakhmat Sulistio yang terlahir pada tanggal 13 Agustus 1897 dengan nama Go Djing Nio dan wafat 14 Februari 1983, memulai usaha pertamanya dengan membuka usaha Melkrey, yaitu usaha pemerahan susu yang besar di Ambarawa.

  • ·        Pada tahun 1928, terjadi perang Malese yang melanda dunia. Akibat perang ini, usaha Melkrey yang mereka rintis terpaksa gulung tikar dan mengharuskan mereka pindah ke Solo, pada 1930. Tanpa menyerah, pasangan ini kemudian memulai usaha toko roti dengan nama Roti Muncul. Lima tahun kemudian, berbekal kemahiran Ibu Rakhmat Sulistio (Go Djing Nio) dalam mengolah jamu dan rempah-rempah, pasangan ini memutuskan untuk membuka usaha jamu di Yogyakarta.

  • ·        Tahun 1941, mereka memformulasikan Jamu Tolak Angin yang saat itu menggunakan nama Jamu Tujuh Angin. Ketika perang kolonial Belanda yang kedua di tahun 1949, mereka mengungsi ke Semarang dan mendirikan usaha jamu dengan nama Sido Muncul, yang artinya “ impian yang terwujud”. Di Jalan Mlaten Trenggulun No. 104 itulah, usaha jamu rumahan dimulai dengan di bantu oleh tiga orang karyawan.

  • ·        Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu Tolak Angin dalam bentuk serbuk. Produk ini mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan permintaannya pun terus meningkat.

  • ·        Pada tahun 1970, dibentuk persekutuan komanditer dengan nama CV Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul. Kemudian pada 1975, bentuk usaha industri jamu pun berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, dimana seluruh usaha dan aset dari CV Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul digabungkan, dan dilanjutkan oleh perseroan terbatas ini.

  • ·        Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl.Mlaten Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang semakin besar. Oleh sebab permintaan pasar yang semakin tinggi , membuat generasi kedua dari pendiri PT Sido Muncul Desy Sulistio, memutuskan untuk memindahkan pabrik ke Lingkungan Industri Kecil di Jalan Kaligawe Semarang pada tahun 1984.

·        Kemudian dimulailah pembangunan pabrik yang dilengkapi dengan fasilitas modern, hingga dapat berkembang pesat seperti saat ini, dan menjadi pelopor perusahaan jamu dengan standar farmasi.
Kenapa beliau disebut sebagai entrepreneur?
      Memiliki ide yang berbeda, yaitu membuat jamu tradisional menjadi sesuatu yang modern.
      Dapat melihat peluang, yaitu memudahkan masyarakat Indonesia yang lebih menyukai obat herbal daripada obat-obatan kimia dengan cara membuat jamu dalam kemasan yang praktis.

Karakter apa yang dimiliki entrepreneur?
      Kreatif dan Inovatif
Kreatif dan inovatif , karena Ny.Rakhmat Sulistio membuat inovasi baru berupa jamu dalam bentuk bubuk
      Tidak mudah menyerah
Walaupun beliau mengalami beberapa kali kegagalan karena adanya perang tetapi beliau tetap bertekad untuk menjadi seorang entrepreneur
      Menambah wawasan
Usahanya untuk membuat jamu tujuh angin menunjukkan bahwa beliau menambah wawasannya tentang ramuan apa yang dapat menghilangkan masuk angin.

Peluang bisnis & strategi memulai bisnis apa yang digunakan?
      Peluang
Masyarakat Indonesia banyak yang lebih memilih obat herbal dibandingkan dengan obat–obatan kimiawi
      Strategi
Memulai bisnis dengan kecil-kecilan, lalu mengembangkannya jika peminatnya sudah banyak

Motivasi apa yang dimiliki oleh entrepreneur?
      Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membina kesehatan melalui pemakaian bahan-bahan alami

      Menjadi perusahaan herbal yang mendunia


(Ayu Tri)